Minggu, 03 Desember 2017

PUISI - Tak Ingin Pintar

Tak Ingin Pintar
Oleh : Akhmad Burhanudin


Aku bodoh
Aku tak pintar
Aku tak ingin pintar
Aku ingin selalu bodoh

Aku ingin seperti pabrik koran
Yang selalu setia mengeluarkan lembar demi lembar
Bukan seperti pendaki gunung
Yang setelah sampai puncak lalu turun setelah selfie
Atau seperti penyelam
Yang kembali ke permukaan setelah menyaksikan keindahan
Aku ingin selalu mendaki dan menyelam

Aku bukan hangatnya matahari
Aku bukan gedung pencakar langit
Aku bukan cerahnya bulan purnama

Aku tak ingin pintar
Aku ingin selalu bodoh
Seperti orang yang kehausan dan kelaparan
Yang terus makan
Dan aku tak ingin kenyang
Agar aku bisa terus makan
Tak ingi pintar
Agar bisa selalu mencari pengetahuan

Aku adalah gelombang laut
Aku adalah angin yang berhembus
Aku adalah air sungai yang mengalir

Aku takingin pintar
Aku ingin selalu bodoh
Seperti anak kecil yang selalu sibuk bertanya
Bertanya tentang apa ini, apa itu
Bukan seperti pemimpin yang sok pintar
Dan sibuk membodohi rakyatnya

Afala ta’kilun ...
Afala tatafakarun ...
Dhoh biyung emban …

Aku tak ingin pintar
Kalau itu hanya egoisme pikiran
Kalau itu hanya sebagai alat cacian
Kalau itu sebagai pemberhenti pencarian

Aku ingin seperti Amongraga dalam cerita Centhini
Yang mewakafkan dirinya untuk mengembara
Mengembara untuk pengetahuan

Aku bukan angin puting beliung
Aku adalah hidung yang bernafas
Aku bukan air sunami
Aku adalah akar yang menyerap
Dan aku bukan gunung yang berdiri kokoh menjulang
Tapi aku adalah pohon yang tumbuh di pekarangan belakang rumah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMINAR PENDIDIKAN "INOVASI PENDIDIKAM DI ERA PANDEMI"

Kegiatan Seminar Pendidikan (3/4/2021) Seminar Pendidikan Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Lamongan, mpi.insud.ac...